Derasnya arus infomasi media social menjadi variabel rentannya seseorang terpapar berita bohong

CAKRAWALAINFO.COM – BONE | Founder Gardapati Link Wawan Rhee, mengatakan derasnya arus infomasi melalui platform media social menjadi variabel rentannya seseorang terpapar berita bohong (Hoax) di era Post Thrut. Hal tersebut terkait meningkatnya konsumsi media sosial oleh masyakat dalam mengakses informasi.

“Hasil survey KATADATA November 2020, media sosial menempati urutan pertama sebesar 75% sebagai sumber infomasi masyarakat selama pandemi. Tentu ini menjadi riskan, sebab media sosial sebagai sumber informasi tidak ada filternya. Bisa saja info yang belum jelas ditelan mentah-mentah publik lalu menomorduakan fact cheking,” terang Wawan.

Sharing Session, Wawan Rhee: Derasnya arus infomasi media social menjadi variabel rentannya seseorang terpapar berita bohongWawan memaparkan hal itu kepada sejumlah mahasiswa dalam program sharing session terkait “Post Truth Era, Milenial Harus Gimana?” yang diselenggarakan Arip Foundation, jumat 26/03/2021, Ia menilai, generasi muda paham dan memiliki literasi dalam mengonsumsi informasi yang tervalidasi sehingga mampu membeda antara fakta dan opini yang bisa saja menyesatkan.

Lebih lanjut, berkembangnya teknologi informasi juga menjadi andil masyarakat sulit terbebas dari terpaan hoax. Belum lagi dampaknya kata Wawan, pada aspek politik yang dapat menjadi pemicu keretakan persatuan berbangsa dan bernegara.

“Post Thrut Era membuat orang lebih mengedepankan emosi ketimbang obyektifitas informasi. Sehingga orang enggan untuk melakukan cek and ricek. Pada kaum milenial juga serupa, dimana cenderung baper melihat sesuatu yang menstimulus perasaan padahal mengandung kebohongan,” terangnya.

Founder Arip Foundation, Zainal menyebut perlu dilakukan antisipasi terhadap kaum muda agar lebih melek terhadap berbagai fenomena-fenomena di era post truth. Selaku Pembina kelompok muda, tengah fokus membentuk karakter anak muda yang lebih berkualitas dalam menyambut dunia baru.

“Era akan datang, orang yang berkopetisi tidak dilihat lagi berdasarkan latar belakang lembaga pendidikannya, melainkan sejauh mana kaum milenial bisa menawarkan solusi atas berbagai persoalan yang terjadi,” ujar Zainal. Zainal mengatakan, kalau generasi muda kita hanya dicekoki hal-hal negatif termasuk keseringan terpapar Hoax, akan sulit untuk kompetitif di masa mendatang.

Laporan: Ani Hammer

Loading...

Pos terkait

Comment