Bangladesh perintahkan penguncian kamp-kamp Muslim Rohingya ketika kasus COVID-19 melonjak

Bangladesh perintahkan penguncian kamp-kamp Muslim Rohingya ketika kasus COVID-19 melonjak
Orang-orang berjalan di sepanjang toko-toko di area kamp pengungsi Rohingya Kutupalong di mana pihak berwenang memberlakukan lockdown untuk menahan penyebaran COVID-19 di Ukhia pada 21 Mei 2021. (AFP)

CAKRAWALAINFO.COM – DHAKA: Bangladesh memerintahkan penguncian ketat di lima kamp yang menampung hampir 100.000 pengungsi Rohingya menyusul peningkatan tajam kasus virus korona di pemukiman pengungsi terbesar di dunia minggu ini, kata pejabat pemerintah pada hari Jumat.

Hampir satu juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar tinggal di 34 kamp yang luas di tenggara Bangladesh, dan para pegiat telah memperingatkan bahwa kondisi yang padat membuat sulit untuk membendung penyebaran virus.

Kasus di kamp-kamp relatif rendah sejak pandemi dimulai, tetapi hasil tes pada Rabu dan Kamis menunjukkan tingkat penularan yang lebih tinggi, kata pejabat pemerintah Shamsud Douza. Pada hari Kamis, 45 dari 247 tes positif.

“Penyebaran virus korona di kamp-kamp itu rendah sejak awal. Tapi lonjakan itu membuat kami mengambil keputusan ini sebagai langkah pencegahan, ”kata Douza, yang bekerja di Komisi Pengungsi, Bantuan, dan Pemulangan (RRRC) pemerintah.

Di bawah penguncian yang mulai berlaku pada hari Kamis, penduduk tidak akan dapat berpindah di antara kamp yang berbeda dan hanya layanan penting yang akan beroperasi.

“Kami belum memutuskan kapan kami akan mencabut penguncian,” tambah Douza.
Ada 864 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di kamp pengungsian dari sekitar 41.500 tes, dan 13 kematian.

Para pejabat berpikir lonjakan kasus mungkin terkait dengan peningkatan jumlah pertemuan di kamp-kamp selama bulan suci Ramadhan, yang berakhir pada 12 Mei.

Pemerintah Bangladesh mengatakan akan memasukkan pengungsi Rohingya dalam peluncuran vaksin negara itu, yang telah terhenti sejak negara tetangga India mengekang ekspor vaksinnya pada bulan April.

Bangladesh seharusnya menerima sekitar 30 juta dosis vaksin AstraZeneca dari India tahun ini, tetapi baru menerima 7 juta, dan sejauh ini hanya memvaksinasi 2 persen dari 170 juta penduduknya.

Vaksinasi massal di antara pengungsi akan sangat penting untuk memerangi COVID-19 di kamp-kamp dalam jangka panjang, kata para pejabat.

“Kami sudah melatih beberapa vaksinasi dan uluran tangan untuk menyediakan vaksin di kamp-kamp. Sekarang yang kami butuhkan hanyalah suplai, ”kata Abu Toha, koordinator kesehatan di RRRC.

“Mengingat padatnya wilayah tersebut, alangkah baiknya jika vaksin bisa disediakan di sini,” imbuhnya. – AN

Editor: Ani Hammer

Loading...

Pos terkait

Comment